Senin, 26 Maret 2018

Detik, menit berlalu begitu saja. Tiada hujan, tiada angin, kau kembali membawa secercah harapan. Tapi, tidakkah waktu itu kau yang menyuruhku pergi & jangan kembali? – Billy

Tidakkah siang itu kau yang ingin meninggalkan semua yang telah kita bangun? Kini kau datang dengan muka tak berdosa seakan-akan aku tidak sakit kala itu. Salah! – Billy

Ah tentang rasa, aku tak pernah bisa tau apa maunya. Mungkin karena sudah tercampur dengan nafsu. Hingga saat api membakar cemburu, pergi adalah jalan terbaik. Tapi , ketika semua telah membaik. Sesal adalah kebodohan yang akan direnungkan. – Umar

Bukan karena bermain api atau pertengkaran yang hebat. Cinta tidak akan pernah bisa dipaksakan, ketika satu sisi sudah merasa tidak adanya kebahagiaan yang diciptakan, lebih baik pergi dan jangan minta kembali. – Billy

Aku tidak tahu itu bosan atau hanya rasa yang sesaat. Hingga, aku tidak merasa itu sebagai sebuah hilang bahagia atau bahagia. Sudah kubilang, itu cemburu. – Umar

Secemburu apapun dia saat itu, pasti akan bisa dijelaskan dengan baik. Tidak, jika dia hanya mencari kesalahanmu, dan memanfaatkan itu untuk pergi dan tak kembali. Sampai akhirnya saat ini dia menyesali. – Billy

Sungguh orang cemburu sama saja dengan orang jatuh cinta. Jika jatuh cinta serupa dijatuhi bunga sakura yang indah maka cemburu serupa lelehan api lilin yang terkena kain. – Mia

Tapi, cemburu tak seindah jatuh cinta. Dimana selalu berbunga dan bersahaja. Cemburu hanya menyisakan emosi sesaat, marah yang membludak ketika melihatnya. Setelahnya? Biasa saja. – Billy

Cemburu kurasa wujud karena kau terlalu takut kehilangan. Tapi sayang, tak bisakah percaya sedikit saja bahwa hatiku tetap mengarah padamu utuh? Ah, nyatanya kau tetap saja berlaku seakan aku yang tersudut hanya karna cemburu mu itu. – Syania

Kau datang (kembali) dan mengatakan perasaanmu utuh? Memang, penyesalan itu datangnya terakhir. Kini simpan saja rasamu, karna aku sudah menemukan rumah baru yang dari dulu ku idamkan. – Billy

Selamat berbahagialah kau bersamanya. Bila kau lelah, tengoklah ke belakang. Ada aku di sana yang masih menunggu. :) – Umar

Soal menunggu, aku adalah ahlinya. Tapi, ketika menunggu terlalu lama dan semu; semua akan percuma. Lebih baik pergi dan melanjutkan hidup. – Billy

Ketahuilah lanang, aku lebih sakit melihat kau tersakiti oleh diriku sendiri, oleh seseorang yang dicintaimu. – Miftah

Mengapa tidak dari dulu kar berkata seperti itu? Sekarang kau baru sadar? Sudah terlambat, semua suka-cita ku hanyalah untuk dia yang datang disaat yang tepat. – Billy

Aku hanya perempuan biasa yg masih meninggikan gengsi. Berharap kau akn mencegahku, namun nyatanya tidak. Dan sekarang telah kutinggalkan semuanya, berharap kau bisa memaafkan. Namun lagi-lagi jawabnya adalah TIDAK Jika dulu kau Tidak Mencegahku pergi sekarang kau Tidak menerimaku. – Mia

Memaafkan bagiku adalah hal yang bisa ku lakukan. Menangisi luka bukanlah diriku. Ketika pergi tanpa alasan, kau memintaku utk mencegahmu, dan semua akan percuma. Sekarang, hiduplah dg hidupmu dan aku akan hidup dg kehidupanku. – Billy

Baiklah, aku cukup mengerti. Semoga kita dipertemukan kembali dengan kau maupun aku yang baru nantinya. Ah bahkan aku masih berharap pada kita. – Mia

Jangan terlalu berharap pada manusia, karna itu hanya akan kecewa. Berharaplah pada Tuhanmu, yang akan memberimu jalan yg terbaik. – Billy

Kau harusnya sadar, ada yang berdarah saat dengan senang kau lambaikan tangan perpisahan. Setelah hari itu, aku hanya ingin kau pergi dan lupa jalan kembali. Pergi saja. Urusan luka biar ku urus sendiri. Urusan kau, jangan datang lagi seperti ini. – Syania

Luka hanya sementara yang bisa dihilangkan dengan suka. Tapi, ketika dia yang dulu pernah mengisi datang kembali dan ini menetap dirumah ini. Aku rasa tidak ada pintu yang akan dibuka, karena ini bukanlah rumahmu lagi. – Billy

Itu mengapa kutekan kan, saat kau pergi, tak ada jalan kembali untukmu pulang lagi. - Syania

Bangumarsy . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates