Tentang Rasa Cemburu
Detik, menit berlalu begitu saja. Tiada hujan, tiada angin, kau kembali membawa secercah harapan. Tapi, tidakkah waktu itu kau yang menyuruhku pergi & jangan kembali? – Billy
Tidakkah siang itu kau yang ingin meninggalkan semua yang telah kita bangun? Kini kau datang dengan muka tak berdosa seakan-akan aku tidak sakit kala itu. Salah! – Billy
Ah tentang rasa, aku tak pernah bisa tau apa maunya. Mungkin karena sudah tercampur dengan nafsu. Hingga saat api membakar cemburu, pergi adalah jalan terbaik. Tapi , ketika semua telah membaik. Sesal adalah kebodohan yang akan direnungkan. – Umar
Bukan karena bermain api atau pertengkaran yang hebat. Cinta tidak akan pernah bisa dipaksakan, ketika satu sisi sudah merasa tidak adanya kebahagiaan yang diciptakan, lebih baik pergi dan jangan minta kembali. – Billy
Aku tidak tahu itu bosan atau hanya rasa yang sesaat. Hingga, aku tidak merasa itu sebagai sebuah hilang bahagia atau bahagia. Sudah kubilang, itu cemburu. – Umar
Secemburu apapun dia saat itu, pasti akan bisa dijelaskan dengan baik. Tidak, jika dia hanya mencari kesalahanmu, dan memanfaatkan itu untuk pergi dan tak kembali. Sampai akhirnya saat ini dia menyesali. – Billy
Sungguh orang cemburu sama saja dengan orang jatuh cinta. Jika jatuh cinta serupa dijatuhi bunga sakura yang indah maka cemburu serupa lelehan api lilin yang terkena kain. – Mia
Tapi, cemburu tak seindah jatuh cinta. Dimana selalu berbunga dan bersahaja. Cemburu hanya menyisakan emosi sesaat, marah yang membludak ketika melihatnya. Setelahnya? Biasa saja. – Billy
Cemburu kurasa wujud karena kau terlalu takut kehilangan. Tapi sayang, tak bisakah percaya sedikit saja bahwa hatiku tetap mengarah padamu utuh? Ah, nyatanya kau tetap saja berlaku seakan aku yang tersudut hanya karna cemburu mu itu. – Syania
Kau datang (kembali) dan mengatakan perasaanmu utuh? Memang, penyesalan itu datangnya terakhir. Kini simpan saja rasamu, karna aku sudah menemukan rumah baru yang dari dulu ku idamkan. – Billy
Selamat berbahagialah kau bersamanya. Bila kau lelah, tengoklah ke belakang. Ada aku di sana yang masih menunggu. :) – Umar
Soal menunggu, aku adalah ahlinya. Tapi, ketika menunggu terlalu lama dan semu; semua akan percuma. Lebih baik pergi dan melanjutkan hidup. – Billy
Ketahuilah lanang, aku lebih sakit melihat kau tersakiti oleh diriku sendiri, oleh seseorang yang dicintaimu. – Miftah
Mengapa tidak dari dulu kar berkata seperti itu? Sekarang kau baru sadar? Sudah terlambat, semua suka-cita ku hanyalah untuk dia yang datang disaat yang tepat. – Billy
Aku hanya perempuan biasa yg masih meninggikan gengsi. Berharap kau akn mencegahku, namun nyatanya tidak. Dan sekarang telah kutinggalkan semuanya, berharap kau bisa memaafkan. Namun lagi-lagi jawabnya adalah TIDAK Jika dulu kau Tidak Mencegahku pergi sekarang kau Tidak menerimaku. – Mia
Memaafkan bagiku adalah hal yang bisa ku lakukan. Menangisi luka bukanlah diriku. Ketika pergi tanpa alasan, kau memintaku utk mencegahmu, dan semua akan percuma. Sekarang, hiduplah dg hidupmu dan aku akan hidup dg kehidupanku. – Billy
Baiklah, aku cukup mengerti. Semoga kita dipertemukan kembali dengan kau maupun aku yang baru nantinya. Ah bahkan aku masih berharap pada kita. – Mia
Jangan terlalu berharap pada manusia, karna itu hanya akan kecewa. Berharaplah pada Tuhanmu, yang akan memberimu jalan yg terbaik. – Billy
Kau harusnya sadar, ada yang berdarah saat dengan senang kau lambaikan tangan perpisahan. Setelah hari itu, aku hanya ingin kau pergi dan lupa jalan kembali. Pergi saja. Urusan luka biar ku urus sendiri. Urusan kau, jangan datang lagi seperti ini. – Syania
Luka hanya sementara yang bisa dihilangkan dengan suka. Tapi, ketika dia yang dulu pernah mengisi datang kembali dan ini menetap dirumah ini. Aku rasa tidak ada pintu yang akan dibuka, karena ini bukanlah rumahmu lagi. – Billy
Itu mengapa kutekan kan, saat kau pergi, tak ada jalan kembali untukmu pulang lagi. - Syania
Tidakkah siang itu kau yang ingin meninggalkan semua yang telah kita bangun? Kini kau datang dengan muka tak berdosa seakan-akan aku tidak sakit kala itu. Salah! – Billy
Ah tentang rasa, aku tak pernah bisa tau apa maunya. Mungkin karena sudah tercampur dengan nafsu. Hingga saat api membakar cemburu, pergi adalah jalan terbaik. Tapi , ketika semua telah membaik. Sesal adalah kebodohan yang akan direnungkan. – Umar
Bukan karena bermain api atau pertengkaran yang hebat. Cinta tidak akan pernah bisa dipaksakan, ketika satu sisi sudah merasa tidak adanya kebahagiaan yang diciptakan, lebih baik pergi dan jangan minta kembali. – Billy
Aku tidak tahu itu bosan atau hanya rasa yang sesaat. Hingga, aku tidak merasa itu sebagai sebuah hilang bahagia atau bahagia. Sudah kubilang, itu cemburu. – Umar
Secemburu apapun dia saat itu, pasti akan bisa dijelaskan dengan baik. Tidak, jika dia hanya mencari kesalahanmu, dan memanfaatkan itu untuk pergi dan tak kembali. Sampai akhirnya saat ini dia menyesali. – Billy
Sungguh orang cemburu sama saja dengan orang jatuh cinta. Jika jatuh cinta serupa dijatuhi bunga sakura yang indah maka cemburu serupa lelehan api lilin yang terkena kain. – Mia
Tapi, cemburu tak seindah jatuh cinta. Dimana selalu berbunga dan bersahaja. Cemburu hanya menyisakan emosi sesaat, marah yang membludak ketika melihatnya. Setelahnya? Biasa saja. – Billy
Cemburu kurasa wujud karena kau terlalu takut kehilangan. Tapi sayang, tak bisakah percaya sedikit saja bahwa hatiku tetap mengarah padamu utuh? Ah, nyatanya kau tetap saja berlaku seakan aku yang tersudut hanya karna cemburu mu itu. – Syania
Kau datang (kembali) dan mengatakan perasaanmu utuh? Memang, penyesalan itu datangnya terakhir. Kini simpan saja rasamu, karna aku sudah menemukan rumah baru yang dari dulu ku idamkan. – Billy
Selamat berbahagialah kau bersamanya. Bila kau lelah, tengoklah ke belakang. Ada aku di sana yang masih menunggu. :) – Umar
Soal menunggu, aku adalah ahlinya. Tapi, ketika menunggu terlalu lama dan semu; semua akan percuma. Lebih baik pergi dan melanjutkan hidup. – Billy
Ketahuilah lanang, aku lebih sakit melihat kau tersakiti oleh diriku sendiri, oleh seseorang yang dicintaimu. – Miftah
Mengapa tidak dari dulu kar berkata seperti itu? Sekarang kau baru sadar? Sudah terlambat, semua suka-cita ku hanyalah untuk dia yang datang disaat yang tepat. – Billy
Aku hanya perempuan biasa yg masih meninggikan gengsi. Berharap kau akn mencegahku, namun nyatanya tidak. Dan sekarang telah kutinggalkan semuanya, berharap kau bisa memaafkan. Namun lagi-lagi jawabnya adalah TIDAK Jika dulu kau Tidak Mencegahku pergi sekarang kau Tidak menerimaku. – Mia
Memaafkan bagiku adalah hal yang bisa ku lakukan. Menangisi luka bukanlah diriku. Ketika pergi tanpa alasan, kau memintaku utk mencegahmu, dan semua akan percuma. Sekarang, hiduplah dg hidupmu dan aku akan hidup dg kehidupanku. – Billy
Baiklah, aku cukup mengerti. Semoga kita dipertemukan kembali dengan kau maupun aku yang baru nantinya. Ah bahkan aku masih berharap pada kita. – Mia
Jangan terlalu berharap pada manusia, karna itu hanya akan kecewa. Berharaplah pada Tuhanmu, yang akan memberimu jalan yg terbaik. – Billy
Kau harusnya sadar, ada yang berdarah saat dengan senang kau lambaikan tangan perpisahan. Setelah hari itu, aku hanya ingin kau pergi dan lupa jalan kembali. Pergi saja. Urusan luka biar ku urus sendiri. Urusan kau, jangan datang lagi seperti ini. – Syania
Luka hanya sementara yang bisa dihilangkan dengan suka. Tapi, ketika dia yang dulu pernah mengisi datang kembali dan ini menetap dirumah ini. Aku rasa tidak ada pintu yang akan dibuka, karena ini bukanlah rumahmu lagi. – Billy
Itu mengapa kutekan kan, saat kau pergi, tak ada jalan kembali untukmu pulang lagi. - Syania