Minggu, 22 Juli 2018

Melepaskanmu, adalah hal yang sampai sekarang aku belum terima. Kau meminta diriku untuk melepaskan dirimu. Kau beranggapan kita sudah tidak sejalan, kau beranggapan kita tidak akan pernah bahagia dan kau bilang adalah aku bahagia jika kita berpisah.

Aku tahu kau berkata demikian, aku tahu ada banyak alasan. Bagaimanapun aku menahanmu, bagaimanapun aku dengan sebisaku tak membiarkan dirimu pergi;

Kau akan pergi.

Lalu, kau tanyakan kalimat dengan dua kata kepadaku.
Apa kabar?

Apakah kau belum juga paham, apakah kau juga belum bisa mengerti perasaanku?

Apakah aku yang terlalu cepat menjatuhkan sauh dan menganggapmu adalah rumah? 

Aku tak pernah ingin kau beranjak dariku. Itu adalah jawabanku sejak dulu. Apakah kau belum juga mengerti itu?

Saat semua telah terjadi dan kau dengan seenaknya berkata apakah aku baik-baik saja. 

Dengarkan ini;

Hanya kau yang berbahagia, hanya kau yang merasakan keuntungan dari yang kau anggap adalah perpisahan yang membuat diri masing-masing bahagia. 

Hanya kau saja, dan tentunya dia.

Maka, tetaplah kau bahagia seperti ini. Jangan kau tanyakan lagi padaku bagaimana keadaan diriku. Aku masih sama seperti yang dulu. Yang masih belum bisa bersikap biasa saja saat ditinggalkan dirimu.

Bolehkah diriku meminta satu hal?
Ajari aku bahagia seperti dirimu meninggalkan diriku tanpa ada beban.

3 komentar

Lalu di tengah-tengah perjuanganku melupakanmu kau malah datang mendeklarasikan pernyataan bahwa yang ditinggalkan bukanlah satu-satunya yang merasa hampa, sedang aku sendiri masih bimbang antara siapa yang meninggalkan dan siapa yang ditinggalkan.

REPLY

Sudah begitu jelas, namun untuk sebuah anggukan sebagai jawaban pun kau enggan.

REPLY

Maafkan aku, karena itu satu-satunya caraku agar perpisahan ini tidak akan pernah menjadi nyata.

REPLY

Bangumarsy . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates