Memeluk sesak
Kita pernah berjanji untuk tidak saling meninggalkan. Saling menenangkan agar tidak ada lagi celah untuk terluka. Pun berbagai peran sudah kita mainkan termasuk pedihnya luka kehilangan agar tidak lagi terulang kisah serupa.
Kita pada fase yang seharusnya tidak memikirkan tentang; jatuh, luka, menyembuhkan dan memulai lagi sebuah kisah. Melainkan sebuah henti pada satu titik hingga harapan yang ada tercapai dalam setiap kita. Tapi, kita tidaklah demikian.
Temu seharusnya berbuah rindu. Kerinduan yang berbalut suka bukan malah berpayungkan duka. Tapi kepergian tetaplah kepergian yang meninggalkan luka juga kesedihan.
Hingga tiba saatnya, kini aku harus pergi. Menyisakan tangis di pelupuk mata. Memeluk sesak, hingga isak tidak terdengar lagi.
#bangumarsy