Jumat, 16 Maret 2018

Aku akan menjelma awan, merambat, pelan, menuju bukit dan menghujanimu dengan rinduku. Jutaan rintikan air yang akan mengetuk atap rumahmu, membangunkanmu, membasahimu dengan segala tentangku.

Kata orang hujan adalah gerimis yang melebat tiba-tiba, awan yang tak mampu menahan butiran air yang begitu banyak. Begitu juga rinduku. Hati yang tak kuasa menahan derasnya inginku bertatap denganmu.

Aku tak pernah berani berkata ini adalah sebuah rindu, tapi entah kenapa, semakin aku mengelak semakin kuat pula rasa ingin melihatmu, mendengarmu.

Kali ini aku memaksamu untuk saling merindu. Memang egois, itu karena aku tahu, kau tidak akan pernah sama sepertiku.

Sebentar, aku ingin memaksa? Apa aku cukup tangguh untuk menghadapi kenyataan bahwa kamu sedang berbahagia bersamanya di sana. Apa aku cukup kuat untuk tetap menatapnya? Menatap dia berpeluk mesra bersama kekasih barunya? Aku tak cukup yakin dengan ini.

Yang kusanggup adalah tersenyum untukmu, menutup segala luka, menatap segala perih, bersikap seolah-olah tidak terjadi apapun pada diriku.

Dan kembali, sebuah rindu mengantarkanku pada kehancuran. Apakah harus? Aku kembali memunguti puing yang runtuh padahal hampir ku susun penuh serpihan hati ini?

Sebuah rinduku, sebuah lukaku.

Purwokerto -  saat hujan kala itu

Bangumarsy . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates